Renovasi Bundaran Besar Palangkaraya Mencapai 100 Persen

Bundaran Besar Palangkaraya pada malam hari tampak indah dihiasi kerlap-kerlip lampu hias, sehingga bangunan megah itu tampak indah. istimewa

SATUKALTENG.COM – Progres renovasi Bundaran Besar Palangkaraya, telah mencapai 100 persen dan telah memasuki tahap akhir.

Direncanakan juga, Bundaran Besar Palangkaraya tersebut akan diresmikan bersamaan dengan HUT Kalteng ke-67 pada Mei 2024 mendatang.

Bangunan Bundaran Besar Palangkaraya yang menjadi Ikon Ibu Kota Kalteng itu dipoles dan ditata dengan arsitektur modern, sehingga lebih mempesona bagi siapa saja yang berkunjung dan melihatnya.

Bacaan Lainnya

Pantauan di Bundaran Besar Palangkaraya pada malam hari tampak indah dihiasi kerlap-kerlip lampu hias, sehingga bangunan megah itu tampak indah.

Warga Palangkaraya cukup banyak berdatangan ke lokasi Bundaran Besar Palangkaraya hanya sekadar ingin bersantai bersama rekan dan keluarga.

Sementara itu, Damang Jekan Raya, sekaligus Koordinator Forum Komunikasi Damang se-Kalteng, Kardinal Tarung mengungkapkan,  menyambut baik dan mengapresiasikan proses renovasi bundaran besar yang capai 100 persen tersebut.

“Tentu kita mendukung adanya renovasi tersebut. Ini semua dilakukan karena tuntutan dari kemajuan jaman,” ujar Kardinal, Selasa (7/2/2024).

Lanjut Kardinal, dalam renovasi dari bundaran tersebut tetap tidak merubah nilai-nilai sejarah dan budaya yang selama ini menjadi hal utama dan ciri khas bundaran.

“Jadi tetap mempertahankan simbol utama. Seperti patung dan tugu serta ornamen Dayak yang berada di tengah bundaran. Simbol itu sejauh ini memang menjadi penanda dan bernilai cagar budaya bagi masyarakat Kalteng,” jelas Kardinal.

Dijelaskan Kardinal, bundaran besar bagi masyarakat Kalteng pada umumnya dan Kota Palangkaraya pada khususnya, memiliki nilai sejarah yang turut menyertai berdirinya Kota Palangkaraya.

Bundaran besar itu sendiri berdasarkan sejarahnya merupakan satu kesatuan dari tugu peletakan batu pertama Kota Palangkaraya.

Letak bundaran besar itu sendiri persis berada pada sumbu atau jantung Bumi Tambun Bungai (julukkan Kalteng)

“Berdasarkan sejarahnya, sejak pencanangan tugu peletakan batu pertama Kota Palangkaraya, maka bundaran besar saat itu sudah didesain sedemikian rupa dengan sarat makna,” tambah Kardinal.

Selebihnya Mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kalteng ini mendukung adanya renovasi yang telah dilakukan di Bundaran Besar Kota Palangkaraya tersebut.

Terlebih imbuh dia, desain bundaran besar tidak akan mengubah sejarah dan juga tetap mengusung kearifan lokal masyarakat Dayak Provinsi Kalteng.

(Ed)

 

 

Pos terkait