SATU KALTENG, Palangka Raya – Pada Pilkada Kalimantan Tengah tahun 2016, Willy M Yoseph, yang saat itu berpasangan dengan Wahyudi K. Anwar, menjadi salah satu kandidat yang sangat diunggulkan. Elektabilitasnya yang tinggi serta dukungan dari berbagai partai politik membuatnya diprediksi sebagai pemenang yang hampir pasti. Namun, kekuatan politik dari H. Sugianto Sabran, yang berpasangan dengan Said Ismail, berhasil membalikkan prediksi tersebut, dan Willy harus menerima kekalahan dalam kontestasi yang sangat ketat.
Pemilihan Umum Gubernur Kalimantan Tengah 2016 awalnya dijadwalkan pada 9 Desember 2015 bersamaan dengan Pilkada Serentak di seluruh Indonesia. Namun, karena berbagai alasan, pemilihan ini ditunda dan akhirnya dilaksanakan pada 27 Januari 2016. Meski Willy M Yoseph dianggap memiliki segala modal untuk menang—baik dari segi elektabilitas, dukungan partai, maupun sumber daya—kekuatan politik dari Sugianto Sabran yang didukung oleh jaringan politik yang solid dan strategi kampanye yang efektif berhasil memenangkan hati pemilih Kalteng.
Menjelang Pilkada Kalteng 2024, nama Willy M Yoseph kembali muncul sebagai salah satu kandidat potensial. Namun, kekuatannya kali ini tidak sekuat pada Pilkada 2016. Beberapa program yang ia usung selama menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dinilai lamban dalam implementasinya, yang berpengaruh pada penurunan elektabilitasnya di mata masyarakat.
Di sisi lain, H. Agustiar Sabran, yang memiliki hubungan erat dengan H. Sugianto Sabran, telah mengokohkan dirinya sebagai kandidat yang sangat kuat. Kekuatan politik dan dukungan yang dimiliki Agustiar, hampir setara dengan apa yang dimiliki oleh Sugianto pada 2016, membuat peluang Willy untuk menang menjadi sangat kecil. Menurut Analisa kami, ini bisa menggali kuburan sendiri, Karena seharusnya menjadi PAW DPR RI dari H. Agustiar Sabran yang mengundurkan diri dari Partai PDIP, potensinya juga sangat kecil di pilkada 2024.
Bahwa meskipun Willy M Yoseph memiliki potensi untuk kembali bersaing di Pilkada Kalteng 2024, tantangan yang dihadapinya jauh lebih besar dibandingkan pada 2016. Dukungan yang lebih lemah, kritik terhadap kinerjanya di DPR RI, dan kekuatan politik yang dimiliki oleh Agustiar Sabran membuat jalan menuju kemenangan semakin sulit. Jika Willy ingin kembali bersaing secara efektif, ia perlu membenahi citranya dan mengembalikan kepercayaan publik dengan mempercepat dan menuntaskan program-program yang dinilai lamban selama ini.
Simak Berita lainnya dari Satu Kalteng di Google Berita