Pilkada Kalteng 2024: Ancaman Kejutan Pendaftaran di KPU saat ‘Last Minute’

Ilustrasi Pilkada. Foto: Istock

SATU KALTENG, Palangka Raya – Mendekati tenggat waktu pendaftaran calon bupati, wakil bupati, walikota, wakil walikota, serta gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada 2024, suasana politik di Kalimantan Tengah semakin memanas. Dengan 13 kabupaten dan 1 kota yang akan melangsungkan pemilihan, potensi kejutan saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi ancaman nyata bagi kandidat yang sudah lama berkompetisi.

Di dunia politik, momen-momen terakhir sering kali menjadi krusial. Beberapa partai dan kandidat yang masih menunggu untuk mendaftarkan diri, baik karena strategi atau masih berupaya membentuk koalisi, mungkin melakukan pendaftaran di detik-detik terakhir untuk menghindari serangan politik dari lawan. Di sisi lain, ini juga menciptakan ketidakpastian yang dapat mengubah peta kekuatan di berbagai daerah.

Sejumlah kabupaten seperti Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Lamandau, Kapuas, Barito Timur, Sukamara dan Kapuas, yang memiliki dinamika politik tinggi, sangat mungkin menyaksikan kejutan saat pendaftaran.

Misalnya, di Murung Raya, kemungkinan besar akan ada kejutan dengan masuknya calon baru yang dapat menggoyahkan dominasi kandidat dari keluarga besar Yoseph. Sementara itu, di Barito Timur, sosok Pancani Gandrung yang sebelumnya disebut-sebut kuat diusung, masih mungkin menghadapi ancaman dari calon lain yang tiba-tiba mendaftar.

Di Palangka Raya, kota terbesar di Kalimantan Tengah, spekulasi tentang calon kejutan yang bisa menjadi “kuda hitam” masih kuat beredar. Kandidat seperti Fairid Naparin yang diunggulkan, bisa saja dihadapkan dengan lawan baru yang muncul di saat-saat terakhir, menambah ketidakpastian.

Keputusan beberapa kandidat untuk menunda pendaftaran hingga saat terakhir bisa jadi strategi untuk mengamati pergerakan lawan dan menghindari serangan politik dini. Namun, strategi ini juga berisiko tinggi. Kandidat yang mendaftar lebih awal biasanya sudah mulai mengumpulkan dukungan melalui kampanye dan deklarasi terbuka, sehingga kandidat yang mendaftar di akhir harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan.

Di tingkat gubernur, persaingan antara pasangan H. Agustiar Sabran-Edy Pratowo, H. Nadalsyah-Sigit K Yunianto, dan pasangan lain yang belum diumumkan secara resmi, juga terancam oleh kandidat baru yang mungkin muncul di detik terakhir. Koalisi partai yang mendukung para kandidat ini harus siap menghadapi kejutan, terutama jika ada pihak yang mampu menggalang dukungan luas dalam waktu singkat.

Dengan semakin dekatnya tenggat waktu pendaftaran, dinamika politik di Kalimantan Tengah tampak semakin intens. Potensi kejutan di momen last minute pendaftaran di KPU adalah ancaman nyata bagi kandidat yang sudah lama bersiap. Di sinilah kelihaian strategi politik akan benar-benar diuji, karena kejutan di detik-detik terakhir bisa merubah seluruh peta politik di daerah-daerah yang menggelar Pilkada.

Masyarakat Kalimantan Tengah, serta para pengamat politik, kini menunggu dengan antusias perkembangan terakhir sebelum nama-nama resmi kandidat diumumkan. Kesiapan dan respons cepat dari tiap kandidat dan partai politik akan menentukan arah Pilkada 2024 di Kalimantan Tengah.

 

Simak Berita lainnya dari Satu Kalteng di Google Berita

Pos terkait