Elon Musk diminta Pasang Internet di IKN

The first product from Neuralink would be called Telepathy, Musk said. Joel Sagat/AFP/Getty Images

JAKARTA – Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, telah melakukan kontak dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk untuk melakukan pemasangan internet di IKN melalui jaringan milik SpaceX.

“Saya dengan Elon Musk, kapan saya teleponan? Jumat, Jumat lalu. Kan Starlink mau masuk. Saya kira hampir selesai ya persyaratannya, dia akan ke IKN,” ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Luhut mengatakan, Elon Musk beserta jaringan internet miliknya akan datang ke IKN pasca mendapat izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

“Kapan dia mau datang? Begitu surat persyaratan Kominfo selesai, seminggu kemudian kita kasih izin layak operasi (ILO). Begitu layak operasi jalan, 5 hari kemudian dia bisa datang ke indonesia,” terangnya.

Tak hanya sekadar memasang internet, SpaceX disebutnya akan menyambungkan jaringan ke pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas di sekitar ibu kota baru.

“Begitu dia datang, kita sudah usul datang ke IKN, katanya dia mau launching di IKN, dan puskesmas dekat IKM,” kata Luhut.

“Karena presiden minta kenapa Starlink ini supaya puskemas-puskesmas yang tidak terjangkau komunikasi dengan Starlink bisa terjangkau. Sehingga pelayanan kesehatan di pedesaan itu bisa terjangkau,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengkonfirmasi, sejumlah Puskesmas di pelosok Indonesia sudah menggunakan jaringan internet Starlink. Penyediaan internet Starlink bertujuan untuk mempermudah akses internet dalam integrasi data kesehatan.

Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji mengungkapkan, sekitar 40 persen Puskesmas di daerah terpencil sekarang dapat akses internet dengan di antaranya memanfaatkan satelit Starlink.

“Dari 745 Puskesmas di daerah terpencil, itu mau enggak mau pakai satelit karena enggak bisa pakai General Packet Radio Service (GPRS),” Setiaji saat diwawancarai Health Liputan6.com di Hotel JS Luwansa, Jakarta beberapa waktu lalu.

“Kurang lebih 40 persennya menggunakan satelit. Jadi ada yang menggunakan Starlink dan beberapa provider lain juga. Ini dibantu sama Kominfo.”

Perlu diketahui, penyediaan internet Starlink hanya sementara saja. Sebab, ketika satelit Indonesia, yakni Satria-1 mulai resmi beroperasi penuh pada tahun 2024, maka Starlink tak lagi digunakan.

“Satria-1 kan belum, Starlink ini sementara ya. Begitu Satria-1 sudah jalan, ini (jaringan internet) akan dipindahkan ke situ. Karena kan enggak mungkin nunggu kita ya (sampai ada satelit sendiri),” tegas Setiaji.

(Ed)

Pos terkait