Polemik Program Pemprov Kalteng Jelang Pilkada kalteng 2024, Apa yang Sebenarnya Salah dengan Program Ini?

Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran. Foto: MMC Kalteng.

SATUKALTENG, Palangka Raya – Menjelang Pilkada Kalimantan Tengah (Kalteng) 2024, program-program pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah program Gebyar UMKM, yang diinisiasi oleh Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran, serta kegiatan pasar murah dan bantuan 3.000 paket sembako senilai Rp 195.500 yang diberikan kepada mahasiswa dan driver ojek online. Program-program ini telah menjadi topik perbincangan hangat, dengan beberapa media online dan pengamat politik memberikan pandangan kritis terhadapnya.

Namun, polemik tersebut menimbulkan pertanyaan: Apa yang sebenarnya salah dengan program ini? Apakah benar program tersebut memiliki kepentingan politik tersembunyi, atau justru merupakan wujud dari tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat?

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, di bawah kepemimpinan Sugianto Sabran, telah meluncurkan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi yang menantang. Gebyar UMKM merupakan salah satu bentuk upaya nyata dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalteng, memberikan mereka platform untuk mengembangkan bisnis di tengah keterbatasan akses pasar.

Selain itu, pelaksanaan pasar murah dan pemberian sembako kepada kelompok-kelompok rentan, seperti mahasiswa dan driver ojek online, dirancang untuk membantu mereka yang terdampak langsung oleh fluktuasi harga bahan pokok dan situasi ekonomi yang belum stabil.

Namun, beberapa pengamat politik dari Palangka Raya menilai program ini berpotensi dipolitisasi menjelang Pilkada 2024. Mereka mempertanyakan apakah program-program tersebut benar-benar murni untuk kepentingan masyarakat atau justru bagian dari strategi politik guna mendukung pencalonan Agustiar Sabran, yang merupakan saudara Gubernur Sugianto Sabran, sebagai calon gubernur Kalteng pada Pilgub mendatang.

Dalam menanggapi kritik ini, penting untuk melihat fakta secara lebih objektif. Program Gebyar UMKM, pasar murah, dan bantuan sembako yang diselenggarakan pemerintah provinsi Kalteng telah berlangsung secara berkelanjutan sejak beberapa tahun terakhir, bukan hanya menjelang pilkada. Sugianto Sabran telah menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah provinsi dalam memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Beberapa pengamat politik mungkin mempertanyakan motif di balik program ini, tetapi pemimpin yang bermoral dan berintegritas bukan hanya harus menjaga citra pribadi, melainkan juga mengutamakan kesejahteraan publik. Sebagai gubernur, Sugianto Sabran telah menunjukkan komitmen yang konsisten terhadap masyarakat Kalimantan Tengah, dengan berbagai kebijakan pro-rakyat yang tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.

Perbedaan Sugianto Sabran dan Agustiar Sabran

Penting untuk dipahami bahwa meskipun ada hubungan keluarga antara Sugianto Sabran dan Agustiar Sabran, langkah-langkah politik yang diambil oleh keduanya sangat berbeda. Sugianto Sabran, sebagai gubernur, fokus pada kebijakan pembangunan dan ekonomi yang telah dicanangkan sejak awal masa kepemimpinannya. Sementara itu, Agustiar Sabran, yang mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilgub Kalteng 2024, membawa visi yang berbeda, meskipun tidak bisa dihindari bahwa ia mendapat keuntungan dari rekam jejak kepemimpinan saudaranya.

Menurut analisis Kaltengpedia, program-program yang dicanangkan Sugianto Sabran lebih berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan penguatan ekonomi rakyat, sementara Agustiar Sabran, dengan dukungan partai politik besar seperti Gerindra dan PAN, membawa visi yang lebih politis dan strategis untuk membawa Kalteng ke arah yang lebih dinamis pada periode berikutnya.

Gebyar UMKM dan pasar murah, misalnya, adalah program yang dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, terlepas dari dinamika politik. Program ini telah dijalankan selama beberapa tahun, dan manfaatnya dirasakan oleh pelaku usaha kecil di seluruh Kalimantan Tengah. Di sisi lain, pencalonan Agustiar Sabran bukan merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Sugianto Sabran, melainkan langkah politik pribadi yang terpisah, meskipun mendapat dukungan moral dari pemerintah saat ini.

Berdasarkan analisis dari Kaltengpedia, serangkaian program yang diluncurkan oleh Pemprov Kalteng ini tidak bisa dilepaskan dari upaya Sugianto Sabran untuk memperkuat sektor ekonomi daerah di tengah tantangan global dan nasional. Keberadaan pasar murah dan bantuan sembako sangat penting dalam konteks stabilisasi harga dan daya beli masyarakat, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu.

Kaltengpedia juga mencatat bahwa dalam setiap pilkada, tentu akan ada berbagai penilaian dari pengamat politik dan media terkait program pemerintah. Namun, perlu diingat bahwa program-program sosial dan ekonomi tidak boleh dianggap semata-mata sebagai alat politik, melainkan sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.

Gebyar UMKMpasar murah, dan pemberian sembako adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah Kalteng dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah dinamika ekonomi yang kompleks. Meski ada sorotan kritis dari media dan pengamat politik, penting untuk melihat keberlanjutan program ini dalam konteks kebijakan publik yang lebih luas. Sugianto Sabran dan Agustiar Sabran mungkin memiliki hubungan keluarga, tetapi visi dan misi mereka dalam politik tetap berbeda.

Pemimpin yang bermoral bukan hanya menjaga integritas, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan yang mereka ciptakan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

 

Simak Berita lainnya dari Satu Kalteng di Google Berita

Pos terkait