SAMPIT – Pilkada Kotawaringin Barat (Kobar) menjadi salah satu barometer Pilkada di Kalimantan Tengah, dengan persaingan yang semakin memanas. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), H.M. Ruslan AS pada tanggal 5 Agustus 2024, secara resmi mengumumkan bahwa Suyanto, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Barat, akan mendampingi Hj. Nurhidayah sebagai calon Wakil Bupati dalam Pilkada 2024. Langkah ini dinilai banyak kalangan sebagai strategi Hj. Nurhidayah untuk memperkuat basis birokrasi di roda pemerintahan, meskipun beberapa pihak menilai keputusan ini kurang mempertimbangkan pengalaman politik.
Namun, baru-baru ini muncul nama Ahmadi Riansyah, mantan Wakil Bupati Kotawaringin Barat periode 2017-2022, yang diprediksi akan menjadi lawan kuat bagi petahana. Ketua DPC PDIP Kotawaringin Barat ini memiliki pengalaman luas di bidang pembangunan, kolaborasi, dan inovasi. Kehadirannya dalam kontestasi politik ini membawa angin segar dan tantangan baru bagi Hj. Nurhidayah.
Ahmadi Riansyah bukanlah nama baru di Kotawaringin Barat. Dengan rekam jejaknya yang cemerlang, ia dikenal sebagai figur yang mampu menggerakkan pembangunan daerah dan menciptakan berbagai inovasi. Selama menjabat sebagai Wakil Bupati, Ahmadi berhasil menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan latar belakang yang kuat, ia diyakini mampu memberikan perlawanan yang signifikan terhadap petahana.
Di sisi lain, masa jabatan Hj. Nurhidayah sebagai Bupati Kotawaringin Barat periode 2017-2022 tidak lepas dari berbagai kritik. merangkum dari beberapa sumber, berikut Beberapa kelemahan yang sering disoroti adalah:
- Kurangnya Transparansi: Banyak kalangan menilai bahwa pemerintahannya kurang transparan dalam pengelolaan anggaran dan proyek-proyek daerah. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.
- Penanganan Infrastruktur: Meskipun ada beberapa pencapaian, namun pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah dinilai lamban dan tidak merata. Beberapa proyek penting seperti jalan dan jembatan masih belum terealisasi dengan baik.
- Pelayanan Publik: Masih ada keluhan mengenai pelayanan publik yang belum optimal, terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Warga sering menghadapi birokrasi yang berbelit-belit dan kurang responsif.
- Pengelolaan Sumber Daya Alam: Kebijakan pengelolaan sumber daya alam sering mendapat kritik karena dianggap kurang berpihak pada keberlanjutan lingkungan. Eksploitasi yang berlebihan menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem lokal.
Dengan munculnya Ahmadi Riansyah dalam bursa calon Bupati, persaingan di Pilkada Kotawaringin Barat 2024 diprediksi akan semakin ketat. Masyarakat tentu mengharapkan adanya perubahan positif dan perbaikan dari kepemimpinan yang baru. Ahmadi Riansyah dengan berbagai pengalaman dan inovasinya diyakini dapat memberikan warna baru dalam pemerintahan Kotawaringin Barat jika terpilih.
Kami akan terus memantau perkembangan Pilkada Kotawaringin Barat dan memberikan analisis terkini untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi masyarakat.